Friday, October 4, 2019

Review jurnal implementasi penerapan internet of thing (IoT) pada monitoring infus


IMPLEMENTASI PENERAPAN INTERNET of THINGS (IoT) PADA MONITORING INFUS MENGGUNAKAN ESP 8266 DAN WEB UNTUK BERBAGI DATA

   1.      Apa yang telah diteliti?
·    Monitoring atau pemantauan cairan infus pasien menggunakan Atmega8535 dengan ESP 8266 yang berbasis web.
   2.      Mengapa menarik diteliti?
·      Karena proses monitoring kondisi infus saat ini masih dengan cara berkeliling satu persatu ke dalam kamar pasien untuk memastikan kondisi infus pasien satu persatu setiap pasien. Proses ini kadang kala menimbulkan masalah ketika konsidi infus habis tidak pada saat perawat melakukan observasi infus, sehingga mengakibatkan keluarga pasien di harus kan melapor ke perawat jaga untuk pergantian infus .
   3.      Dengan metode apa diteliti?
·         Potensi Masalah (Problem and Potention)
·         Mengumpulkan Informasi (Research and Information)
·         Desain Produk (Develop Preliminary Form of Product)
·         Validasi Desain (Preliminary Field Testing)
·         Perbaikan Desain (Main Product Revision)
·         Uji Coba Produk (Main Field Testing)
·         Revisi Produk (Operational Product Revision)
·         Ujicoba Pemakaian (Operational Field Testing)
·         Revisi Produk (Final Product Revisi)
   4.      Sebutkan penelitian sebelumnya yang melandasi penelitian ini?
·      Penelitian mengenai sistem monitoring sisa cairan infus pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Seperti hasanudin muhammad dengan judul sistem monitoring infus menggunakan Arduino Mega 2560, dengan hasil penelitiannya mikrokontroler yang digunakan arduino mega 2560 tidak sampai menggunakan wifi ESP8266 untuk memonitoring sisa cairan infus dengan jarak jauh.
   5.      Sebutkan dasar teori (kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang melandasi penelitian tersebut).
·    Menurut fawzi Behmann dan kwok wu: internet of ting atau IoT adalah sebuah istilah yang dimaksudkan dalam penggunaan internet yang lebih besar , mengadopsi komputasi yang bersifat mobile dan konektivitas kemudian menggabungkannya kedalam keseharian-harian dalam kehidupan kita.
   6.      Jelaskan metode yang digunakan?
a)    Potensi Masalah (Problem and Potention)
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Pada RS Wira Bakti Tamtama Semarang terdapat beberapa permasalahan salah satu nya adalah proses monitoring keadaan infus pasien.
              b)      Mengumpulkan Informasi (Research and Information)
Pengumpulan informasi dilakukan melalui observasi dan wawancara serta study literature untuk mencari pemecahan masalah yang di hadapi dalam hal ini pencarian informasi di lakukan pada pada ruang flamboyant dan ruang anggrek pada RS Wira Bakti Tamtama Semarang untuk mencari tau potensi masalah kemudian mencari sumber rujukan informasi pemecahan masalah dari literature jurnal dan Buku.

             c)      Desain Produk (Develop Preliminary Form of Product)
Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Dalam produk yang berupa sistem perlu dijelaskan mekanisme penggunaan sistem tersebut, cara kerja, berikut kelebihan dan kekurangannya. Adapun langkah-langkah untuk membuat desain produk tersebut seperti :
Ø  Membuat Kerangka Mekanik
Ø  Merancang Hardware (membuat blok diagram hardware)
Ø  Merancang Sistem (membuat skematik)

          d)     Validasi Desain (Preliminary Field Testing)
Validasi desain merupakan proses kegiatan akan menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.
        e)      Perbaikan Desain (Main Product Revision)
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah yang mau menghasilkan produk tersebut.
        f)       Uji Coba Produk (Main Field Testing)
Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru dapat langsung diuji coba, setelah validasi dan revisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi menggunakan metode prototype pada kelompok yang terbatas. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan informasi apakah prototype tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan system yang lama.Pada prototype ini di bagikan quisener untuk mengetahui kehandalan prototype menurut pemakai dalam hal ini keluarga pasien dan perawat.
        g)      Revisi Produk (Operational Product Revision)
Setelah prototype di ujicoba kan dan di ketahui hasil nya, jika terdapat kekurangan di lakukan revisi, proses nya ini menggukan quisener untuk diketahui apakah protype perlu di lakukan revisi atau tidak.
        h)      Ujicoba Pemakaian (Operational Field Testing)
Setelah dilakukan revisi terhadap kekurangan system yang di buat selanjutnya di lakukan ujicoba terbatas tetapi bukan pada pasien sebenar nya , hanya pada proses monitoring infus saja.
        i)        Revisi Produk (Final Product Revisi)
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaiannya terdapat kelemahan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja prototype.

   7.      Sebutkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini?
·     Sistem monitoing infus yang akan dibangun merupakan sistem yang dapat memonitori atau melihat keadaan jumlah cairan infus pasien secara real time dan dapat di akses menggunakan web yang dilengkapi sebuah sistem load cell dan modul wifi Esp856 yang berbasis mikrokontroler Atmega8535, dalam kasus load cell sebagai sensor berat untuk kemudian hasil pengukurannya akan di kalibrasi oleh sistem mikrokontroler Atmega8535 dan hasilnya akan di kirim melalui sinyal wifi dengan menggunakan modul wifi Esp8266.
   8.      Jelaskan beberapa masalah yang ditekankan dalam pembahasan?
·         Tingkat Kesalahan pada Sensor load cell.
·         Internet/WIFI,  jika internet mati maka Proses pengiriman data  monitoring atau pemantauan  data secara real time  pada webnya akan terganggu bahkan  tidak dapat diakses.

   9.      Berikan kesimpulan penting dari penelitian ini?
Berdasar kan penelitian dan pengujian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a)    Proses internet of things pada monitoring berhasil di lakukan ini di buktikan dengan dapat di gunakan nya internet untuk pengamatan secara terus menerus pada kondisi infus di lapangan.
b)   Proses berbagi data yang menkonfersikan kondisi infus berhasil di lakukan karena kondisi infus dapat di rekam dalam database MySQL dan di akses melalui web.
c)    Pada 20 pengujian di dapat kan tingkat kesalahan sebesar 2,46% yang arti nya sensor load cell memiliki tingkat kesalahan yang kecil dalam mendeteksi volume infus.
   10.  Tujuannya telah tercapai atau tidak?
·         Ya, tapi masih dalam bentuk prototype.


Untuk download file, Link ada di bawah:

jurnal :Mega.nz,   Google Drive

pptx  : Mega.nz,   Google Drive


Note:
untuk yang download file via Google Drive jika link tidak bisa, caranya klik tombol download pada pojok kanan atas,  atau bisa dilihat seperti pada digambar.


No comments:

Post a Comment